V MELAKUKAN
OKULASI/PENEMPELAN
Okulasi sering juga
disebut menempel, budding (Inggris). Pembiakan tanaman dengan cara
okulasi mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan stek dan cangkok.
Kelebihannya adalah hasil okulasi mempunyai kualitas lebih baik daripada
tanaman induknya.
Bisa demikian karena okulasi merupakan penggabungan dua
tanaman yang masing-masing tanaman memiliki keunggulan yang berbeda.
Penggabungan kedua sifat unggul inilah menjadikan tanaman hasil okulasi akan
memiliki keunggulan yang berbeda dari induknya. Sebagai contoh tanaman yang
memiliki perakaran baik digunakan sebagai batang pokok (batang bawah).
Sedangkan tanaman (batang atas) yang memiliki buah yang lezat diambil matanya
untuk ditempel pada batang bawah.
Sama halnya dengan
penyambungan okulasi ini biasanya menggunakan batang bawah dan batang atas dari
satu spesies atau dari satu varietas. Okulasi yang dilakukan antar spesies
biasanya mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena antara batang atas dan
batang bawah kadang-kadang terdapat perbedaan fisiologis.
Waktu untuk melakukan
okulasi yang paling baik adalah pada saat kulit pohon mudah dikelupas dari
kayunya. Kulit mudah dikelupas dari kayunya ini terjadi pada waktu pembelahan
sel pada kambium berjalan aktif. Setiap jenis tanaman mempunyai waktu
pembelahan sel yang berbeda, ada yang aktif di musim kemarau ada pula yang
aktif di musim penghujan.
1). Tahap-tahap okulasi
Secara umum pekerjaan okulasi ini
terdiri dari pengirisan batang pokok
(membuat jendela okulasi), pengambilan dan penyisipan mata, pengikatan
tempelan, pelepasan ikatan, dan pemotongan batang bawah. Pelepasan ikatan dan
pemotongan batang bawah sering juga disebut pemerliharaan okulasi.
a. Mengiris
batang bawah (membuat jendela okulasi)
Bentuk irisan tergantung pada cara
okulasi yang kita pilih. Misalnya kita lakukan irisan dengan bentuk huruf T,
apabila kita melakukan okulasi cara huruf T.
Irisan ini dibuat pada bagian kulit yang halus, irisan tidak boleh
terlalu dalam, dan kedalaman yang baik adalah setebal kulit batang. Jika irisan
terlalu dalam dan melukai bagian kayunya dapat mengakibatkan kegagalan okulasi.
Posisi atau letak jendela okulasi harus
memperhatikan letak matahari, bila matahari berada di sebelah utara
katulistiwa, maka letak jendela okulasi diusahakan di sebelah selatan. Begitu
juga bila matahari berada di sebelah selatan katulistiwa maka letak jendela
okulasi berada di sebelah utara. Hal ini untuk menghindari agar tempelan tidak
terkena sinar matahari secara langsung. Cara ini berlaku hanya pada bibit
batang bawah yang disemaikan dalam bedengan. Bila batang bawah disemaikan pada
polybag/pot letak jendela okulasi tidak menjadi masalah, karena bibit yang
disemaikan dalam polybag mudah diatur letak/posisinya.
b. Mengambil mata tempel
Pengambilan mata dapat dilakukan dengan
tiga cara. Dengan demikian dapat diperoleh bentuk mata tempel yang sesuai
dengan cara okulasi yang digunakan.
Ketiga macam bentuk
pengambilan mata yaitu :
1)
Segi empat
Bentuk sayatan segi empat dapat diperoleh
dengan mengiris secara horizontal ± 1,5 cm di atas dan
di bawah mata tunas. Kemudian ujung-ujung irisan kita hubungkan sehingga
membentuk segi empat. Selanjutnya mata tempel kita lepaskan dengan menggunakan
pisau atau kuku. Cara ini dilakukan apabila keadaan/kondisi batang atas mudah
di kelupas kulit kayunya.
|
Bentuk mata tempel
|
2)
Sayatan
Bila cara pengambilan mata bentuk
segi empat sulit dilakukan dapat dilakukan pengambilan mata dengan bentuk
sayatan. Penyayatan dapat dimulai dari atas atau dari bawah mata. Panjang sayatan
± 3 cm, dan mata tunas berada di tengah-tengah sayatan.
Dalam penyayatan ini dapat
diikutsertakan sedikit kayunya. Setelah tersayat dengan pelan-pelan kayunya di
lepaskan. Kemudian kita lihat dari balik mata tunas, apakah mata tunasnya
berlubang atau tidak, bila mata tunasnya berlubang tidak dapat digunakan untuk
okulasi karena mata tersebut telah rusak.
3)
Bulatan/tempel
Pengambilan mata tunas yang bulat
tidak menggunakan pisau okulasi, tetapi menggunakan pisau khusus yang berbentuk
seperti stempel bulat. Pisau ini ditancapkan pada cabang tempat mata tunas,
lalu di angkat sehingga mata tunas beserta kulitnya akan menempel pada pisau.
c. Penyisipan/penempelan mata tunas
Mata tunas yang diperoleh
kemudian disisipkan pada jendela okulasi yang telah dibuat pada batang bawah..
|
Penyisipan ini
harus dilakukan secara hati-hati, jangan sampai merusak kambium. Pada saat
penempelan mata tunas, jangan sampai ada kotoran yang menempel pada kambium
karena dapat mengganggu menyatunya penempelan
|
Penempelan mata tunas
|
d. Mengikat tempelan
Untuk
mengikat tempelan dapat menggunakan plastik polianil khlorida. Ukuran tali
pengikat kira-kira panjang ± 20 cm lebar ± 1,5 cm, dan tebalnya 0,1 mm. Cara
mengikat tempelan dari bawah ke atas atau sering disebut dengan sistim genteng.
|
Perlu diperhatikan
dalam pengikatan ini mata tunas jangan diikat terlalu erat. Hal tersebut
dapat mengaki batkan kerusakan pada mata tunas, atau bila memungkin kan mata
tunas tidak perlu diikat.
|
Ikatan
|
e. Membuka ikatan
Setelah kurang lebih 1 bulan setelah
pelaksanaan okulasi, ikatan dibuka untuk dilihat mata tempelnya.
|
Bila mata tempel masih kelihat an hijau
segar dan sudah melekat dengan batang bawah pertanda okulasi ini berhasil.
Bila mata tempel berwarna hijau kemerahan atau hitam maka okulasi ini gagal.
|
Okulasi yang
berhasil
|
f. Memotong batang bawah
Pemotongan batang bawah dilakukan bila
okulasi tersebut sudah dipastikan hidup.
Pemotongan ini dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
Ø Batang bawah langsung dipotong ± 1 cm di atas okulasi/ mata tempelan
dengan bentuk potongan miring kebelakang, sehingga air hujan/siraman dapat jatuh dan tidak mengenai tempelan.
Ø Batang pokok ± 10 cm di atas mata tempel, dengan tujuan apabila tunas
sudah tumbuh tinggi dapat digunakan untuk mengikat tunas, agar tunas dapat
tumbuh tegak lurus. Apabila tunas sudah
tumbuh mencapai ± 30 cm, maka batang bawah dipotong dengan
ketinggian ± 10 cm di atas tempelan.
Tinggi pemotongan
batang bawah sangat tergantung pada jenis tanamann. Misal tanaman adpokat,
pemotongan batang bawah dilakukan pada ketinggian ± 30-40 cm di atas tempelan. Bila pemotongan dilakukan
terlalu pendek, tunas okulasi akan mati
bersama batang di atasnya.
Ø Pemotongan tidak dilakukan sekaligus yaitu
batang bawah cukup dipotong ½ batang ± 10 cm di atas
temepelan. Kemudian batang bawah di lengkungkan. Hal ini dimaksudkan agar
peredaran makanan masih berlangsung sehingga pertumbuhan tunas lebih cepat dan
kuat. Setelah tunas okulasi dirasakan sudah cukup kuat, batang bawah baru
dipotong seluruhnya.
|
Pemotongan batang
bawah
|
Untuk menghindari
terjadinya infeksi maka luka bekas potongan segera ditutup. Penutupan ini dapat dilakukan dengan
menggunakan lilin atau cat untuk menjaga agar pertumbuhan tunas okulasi dapat
tegak lurus. Tunas yang tumbuh segar diikat pada patok/tiang (bila dilakukan
cara pemotongan yang pertama).
|
Tunas yang tumbuh segar diikat pada
patok/tiang (bila dilakukan cara pemotongan yang pertama).
Bila pemotongan
batang bawah menggunakan cara yang kedua dan ketiga, maka langsung diikat
pada batang bawahnya.
|
|
Pengikatan tunas
okulasi
|
||
2). Cara okulasi
Banyak cara okulasi yang bisa
dilakukan diantaranya adalah: okulasi huruf T. Okulasi cara forhert, segi empat
dan bulat.
|
|
Huruf T dan Forkert
|
3). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
keberhasilan okulasi/tempelan
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
penempelan dapat dibagi menjadi tiga golongan :
a. Faktor lingkungan
Ø Waktu penempelan
Pada umumnya
penempelan dilakukan pada waktu cuaca yang cerah, tidak hujan, dan tidak di
bawah terik matahari.
Ø Temperatur dan kelembaban
Temperatur dan
kelembaban yang optimal akan mempertinggi pembentukan jaringan halus, yang
sangat diperlukan untuk berhasilnya suatu tempelan.
Temperatur yang
diperlukan dalam penempelan berkisar antara 7,20 C-320 C, bila temperatur
kurang dari 7,20 C pembentukan kalus akan lambat. Bila lebih dari 320 C
pembentukan kalus juga lambat dan dapat mematikan sel-sel pada sambungan.
Temperatur optimum pada penyambungan adalah 250C-300C.
Penempelan memerlukan
kelembaban yang tinggi, bila kelembaban rendah akan mengalami kekeringan, dan
menghambat/menghalangi pembentukan kalus pada sambungan karena banyak sel-sel
pada sambungan mati.
Ø Cahaya
Cahaya matahari berpengaruh
pada waktu pelaksanaan penempelan berlangsung. Oleh karena itu penyambungan
sebaiknya dilakukan pada waktu pagi atau sore hari pada saat matahari kurang
kuat memancar dan sinarnya. Cahaya yang terlalu panas akan mengurangi daya
tahan batang atas terhadap kekeringan, dan dapat merusak kambium pada daerah
sambungan.
b). Faktor tanaman
Ø Kompatibilitas dan inkompatibilitas
Pada umumnya batang
atas dan batang bawah dari varietas yang sama akan menghasilkan tempelan yang
kompatibel, dan biasanya gabungan tanaman/hasil tempelan yang dihasilkan akan
hidup lama, produktif dan kuat. Lawan
dari kompatibel adalah inkompatibel.
Gejala-gejala
inkompatibilitas antara dua tanaman yang di tempel antara lain :
1)
Gabungan antara
species, varietas atau klou-klou yang tidak pernah membentuk sambungan.
2)
Gabungan antara dua
tanaman dimana jumlah dari keberhasilan sambungan sangat kecil.
3)
Setelah sambungan
tumbuh, tetapi tanaman tiba-tiba mati.
4)
Adanya perbedaan
antara batang atas dan batang bawah dalam pertumbuhan vegetatif pada permulaan
atau akhir musim.
5)
Adanya petumbuhan
yang berlebihan di atas atau di bawah sambungan.
6)
Terjadi penghambatan
tumbuh pada tanaman hasil sambungan (tanaman menjadi kerdil).
Ø Keadaan fisiologi tanaman
Beberapa tanaman
mengalami kesukaran untuk ditempelkan ke tanaman lain, karena jenis tanaman
tersebut sulit membentuk kalus.
Ø Pengelupasan kulit kayu
Pengelupasan kulit
kayu sangat berpengaruh pada okulasi. Bila kulit kayu mudah mengelupas,
kerusakan kambium pada batang atas dan batang bawah yang akan diokulasi dapat
dihindari.
Ø Penyatuan kambium
Agar persentuhan
kambium batang atas dan batang bawah lebih banyak terjadi, maka diperlukan
ukuran batang bawah dan batang atas dipilih yang hampir sama.
c). Faktor pelaksana
Ø Keahlian
Kecepatan menyambung
merupakan pencegahan paling baik terhadap infeksi penyakit dan kerusakan pada
kambium.
Ø Kesempurnaan alat
Dalam penyambungan
diperlukan ketajaman dan kebersihan alat, tali pengikat yang tipis dan lentur.
terimakasih banyak atas artikel mengenai okulasi, ayo terus menulis..Perkembangbiakan Makhluk Hidup (Pelajaran IPA SD Kelas 6)
ReplyDeleteSama-sama @Dwi Prabowo
ReplyDeleteBorgata Hotel Casino & Spa - Mapyro
ReplyDeleteBorgata Hotel Casino & 경기도 출장샵 Spa. Mapyro Area Map of Borgata Hotel Casino 파주 출장샵 & Spa in Atlantic City. Borgata 논산 출장마사지 Hotel 논산 출장안마 Casino & Spa. Find map. Borgata Hotel Casino 서산 출장마사지 & Spa.